Lingkaran Hidup

>> Selasa, 16 Juni 2009

hidup ini selalu berputar, benarkah? banyak orang berkata demikian. tatkala kita dirundung kesulitan betapa Allah menyimpan sebuah hikmah dibaliknya. bahkan disaat kita senang ada cobaan yang lebih berat yang Allah berikan kepada kita. mampukah kita bersyukur disetiap keadaan. ahhh itulah yang selama ini kucari. aku adalah manusia sombong yang seakan lupa bila diberikan nikmat,, ahhh aku hanyalah manusia munafik yang ingat ketika diberi cobaan.
lingkran hidup memang benar adanya. jangan berpikir ketika kita bermusuhan dengan seseorang maka terputuslah dan tertutuplah hati kita dengan orang tersebut. ibarat babu yang tersingkir ketika dikatakan pergi oleh majikannya. tapi tidak demikian teman-teman, ketika kita membenci seseorang (mudah-mudahan tidak) maka suatu saat ada waktunya kita bertegur sapa dan bahkan saling berbagi. dan ternyata kita dapat melupakny.
dunia itu bagaikan lingkaran, dan memang demikian. dan untuk itulah Allah menjadikan perjalanan hidup seperti lingkran. ternyata ada maknya. yaitu kita bisa tw dan bisa merasakan sedih, sulit, senang, gembira, kaya, miskin, dsb. terima Kasih Tuhan engkau memberikan aku pengertian dan membukakan pintu pikiranku.

Read more...

MAKANAN ORGANIK

>> Kamis, 04 Juni 2009

Tren Makanan Organik
Berbagai penyakit pada 10 tahun ini menunjukkan angka yang mengkhawatirkan seperti jantung, kolestrol, kanker, dan typhus meningkat dengan pesat. Tak pelak jumlah korban meninggal dan yang berada dalam stadia lanjut di rumah sakit di Jakarta terus melonjak. Apa yang menyebabkan hal itu terjadi ? menurut lembaga survey Indonesia hal ini dikarenakan oleh pola makan masyarakatnya yang tidak sehat. Makanan berlemak, seperti santan, daging, makanan cepat saji, dll. Selain itu makanan berupa sayuran yang kini beredar di pasaran mengandung pestisida yang bahanya dapat terlihat pada usia lanjut. Hal ini dikarenakan akumulasi dari residu yang terkandung oleh pestisida yang digunakan pada sayuran.
Dengan keadaan demikian masyarakat membutuhkan makanan sehat, salah satunya adalah makanan organic. Apakah yang dimaksud makanan organic? Makanan organic adalah makanan yang diproduksi berupa buah, sayur, dll yang dalam penanamannya tidak menggunakan bahan kimia sedikitpun seperti pupuk dan pestisida, menurut konsultan diet di Baylor All Saints Medical di Amerika, tanaman itu juga tidak boleh diproses menggunakan iradiasi atau penambahan hormone. Di pasar swalayan kini marak penjualan sayuran organic. Harga dari sayuran ini tidaklah murah, hampir tiga sampai sepuluh kali lipat dari biasanya. Untuk itu kita harus mengecek label produk organic apapun untuk mengetahui dengan pasti apa yang akan dikonsumsinya.
Menurut USDA, produk berlabel “100 persen organik” berarti produk tersebut hanya boleh mengandung unsure organic dengan pengecualian air dan garam. Sedangkan produk berlabel “organic” berarti produk tersebut mengandung unsur organic minimal 95 persen. Pada produk dengan label “dibuat menggunakan unsure organic” berarti produk tersebut setidaknya 70 persen mengandung unsure organic. Mengingat harga makanan yang mahal sudah sebaiknya konsumen mengerti akan hal ini jangan samapai makanan yang dibelinya tidak sama sehat dengan produk yang lain. Menurut Mullins, yang pening adalah mengkonsumsi lima porsi sayur dan buah tiap hari. Baik organic ataupun anorganik.

Read more...

Sejarah panjat tebing

>> Rabu, 03 Juni 2009

Panjat Tebing/Rock Climbing dibandingkan dengan olah raga lainnya termasuk sangat khas. Untuk bisa melakukan olah raga ini tidak cukup hanya mengandalkan fisik dan mental yang sempurna, namun kita juga perlu peralatan yang memadai untuk tetap menjamin keselamatan selama memanjat. Berikut adalah perkembangan panjat tebing di Indonesia.

1976 Harry Suliztiarto mulai latihan memanjat di Citatah. Patok pertama panjat tebing modern di Indonesia.
1977 Skygers Amateur Rock Climbing Group didirikan oleh Harry Suliztiarto, Heri Hermanu, Deddy Hikmat, dan Agus R.
1979 Harry Suliztiarto memanjat atap Planetarium, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Disengaja atau tidak, merupakan upaya pertama di Indonesia untuk mempublikasikan panjat tebing.
1980 Tebing Parang di Jawa Barat untuk pertama kalinya dipanjat oleh tim ITB. Skygers menyelenggarakan sekolah panjat tebing angkatan pertama. Wanadri menjadi tim Indonesia pertama yang berperjalanan ke Cartensz Pyramide. Mereka gagal mencapai puncak, namun berhasil di Puncak Jaya dan Cartensz Timur. Sedangkan perjalanan gabungan Mapala UI dan tim AS mendaki Puncak Trikora.
1981 Dua perjalanan Indonesia sekaligus di dinding Selatan Carstensz: Mapala UI dan ITB. Salah seorang anggota tim Mapala UI, Hartono Basuki, gugur di sini. Korban pertama pendakian di Cartensz. Jayagiri dari Bandung mengirimkan Danardana mengikuti sekolah pendaki gunung di Glenmore Lodge, Skotlandia, dilanjutkan pendakian Matterhorn di Swiss.
1982 Jayagiri mengirimkan Irwanto ke sekolah pendakian di ISM di Swiss, dilanjutkan perjalanan 4 orang ke Monte Rosa di Swiss serta Mont Blanc dan Matterhorn. Dua perjalanan ke Cartensz: Wanadri dan Pataga Jakarta. Ahmad dari kelompok Gideon Bandung tewas terjatuh di Tebing 48 Citatah. Korban pertama panjat tebing di Indonesia.
1984 Tebing Lingga di Trenggalek, Jawa Timur, serta tebing pantai Uluwatu di Bali, berhasil dipanjat oleh kelompok Skygers dan Gabungan Anak Petualang dari Surabaya.
1988 Dinding panjat buat pertama kali diperkenalkan di Indonesia, dibawa oleh 4 atlet pemanjat Prancis yang diundang atas kerjasama Kantor Menpora dengan Kedubes Perancis di Jakarta. Mereka juga sempat memberikan kursus singkat. Menjelang akhir acara, terbentuk Federasi Panjat Gunung dan Tebing Indonesia (FPTGI), diketuai Harry Suliztiarto. Perjalanan UKL Unpad kehilangan satu anggotanya, Yanto Martogi Sitanggang, di Batu Unta, tewas terjatuh.
1989 Awal tahun dunia panjat tebing Indonesia merunduk dilanda musibah, gugurnya salah satu pemanjat terbaik Indonesia, Sandy Febyanto, jatuh di Tebing Pawon, Citatah. Tapi tak lama, semangat almarhum seolah justru menyebar ke segala penjuru, memacu pencetakan prestasi panjat tebing di Bumi Pertiwi ini.
1991 Aryati menjadi wanita Asia pertama yang berhasil menjejakkan kakinya di Puncak Annapurna IV, Himalaya, pada Perjalanan Annapurna Putri Patria Indonesia.
1992 Dunia petualangan Indonesia kembali berduka karena kehilangan dua orang terbaiknya, Norman Edwin dan Didiek Syamsu, anggota Mapala UI tewas diterjang badai di Gunung Aconcagua, Argentina. Perjalanan Pemanjat Putri Indonesia menjejakkan kakinya di Puncak Tebing Cima Ovest, Tre Cime, Italia.

Read more...

UntukMu aku Bertualang

Dalam semak yang berduri
Dalam tebing batu yang tinggi dan licin
Anggrek liar merenung mendekup di batang pohon
Burung-burung senyap tak berkicau

Dua pasang kaki menggantungkan hidup pada akar
Akar yang tak jelas dimana tubuhnya
Genggaman percaya akan kekuatan alam
Jadikan kekuatan untuk hidup

Aku tak kenal takut
Akan lebatnya rimba belantara
Hidupku adalah tantangan
Alam adalah jiwaku

Yakinlah hari itu akan datang
Saat kita bercengkerama
Bertualang bersama
Untukmu Aku dan alam

Read more...

Seleksi Pedigree

>> Selasa, 02 Juni 2009

Prosedur seleksi yang digunakan untuk mengidentifikasi genotype-genotipe yang baik dari keturunan yang bersegregasi hasil tanaman menyerbuk sendiri salah satunya dalah dengan menggunakan seleksi pedigree dan Single Seed Descent (SSD)

Seleksi Pedigree:
Metode ini disebut pedigree atau silsilah karena dilakukan pencatatan pada setiap anggota populasi bersegregasi dari hasil persilangan. Silsilah diperlukan untuk menyatukan galur tersebut serupa dengan individu tanaman generasai sebelumnya. Individu akan menghasilkan seleksi yang terbaik, maka seleksi dapat dimulai pada generasi F2. dari generasi F3 dan F4 banyak losi yang menjadi homosigot dan ciri famili mulai tampil. Walaupun demikian heterozigositas tanaman masih kuat pada generasi-generasi ini sehingga dalam famili antara tanaman yang satu dnegan tanaman yang lain mungkin secara geneti maih berbeda. Maka pada generasi F5 atau F6 kebanyakan famili diharapkan menjadi homosigot pada banyak losi, jadi seleksi antar famili sudah dapat dilakukan.

Seleksi Single Seed Descent (SSD)
Seleksi Single Seed Descent, yaitu satu keturunan satu biji. Pada prinsipnya, individu tanaman terpilih dari hasil suatu persilangan pada F2 dan selanjutnya ditanam cukup satu biji satu keturunan. Cara ini dilakukan sampai generasi yang ke-5 atau ke-6 (F5 atau F6). Bila pada generasi tersebut sudah diperoleh tingkat keseragaman yang diinginkan maka pada generasi berikutnya pertanaman tidak dilakukan satu biji satu keturunan tetapi ditingkatkan menjadi satu baris satu populasi keturunan, kemudian meningkat lagi menjadi satu plot satu populasi keturunan.
Seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan tanaman baik secara individu maupun populasi berdasarkan karakter target yang diinginkan untuk diperbaiki. Single Seed Descent (SSD) merupakan prosedur seleksi setelah hibridisasi, yaitu prosedur seleksi yang digunakan untuk mengidentifikasikan genotip-genotip yang baik dari keturunan yang bersegregasi hasil hibridisasi tanaman menyerbuk sendiri.
Kegiatan seleksi ini secara tidak disadari telah berkembang sesuai dengan kemajuan dan peradaban manusia. Hal ini dapat dimengerti karena manusia pada hakekatnya menginginkan produk ekonomis, sehingga sifat-sifat yang tidak menguntungkan akan dibuang atau tidak dikembangkan lebih lanjut, sedangkan sifat yang dikehendaki akan dipertahankan dan dikembangkan pada generasi-generasi berikutnya. Pada akhirnya, tanaman dengan karakter-karakter yang diinginkan itu berada pada populasi tanaman yang meluas, sementara sifat-sifat yang tidak dikehendaki menjadi punah.
Metode Single Seed Descent banyak diterapkan pada tanaman berpolong, seperti pada tanaman kedelai. Pada tanaman penyerbuk sendiri, proses segregasi tanaman mengikuti hokum Mendel. Artinya, bila penyerbukan sendiri berlanjut akan dijumpai proporsi individu tanaman yang homozigot akan bertambah, sebaliknya yang heterozigot akan berkurang. Pada tanaman penyerbuk sendiri, seperti tanaman kedelai, banayak dijumpai sebagian besar keragaman genetiknya adalah aditif sehingga bila tidak ada seleksi, secara teori rata-rata populasinya tidak banyak mengalami perubahan. Bila dilihat proporsi keragaman antara populasi keturunan memang meningkat, bahwa proporsi yang homozigot terhadap yang heterozigot akan semakin besar. Tetapi bila dilihat dalam populasi salah satu keturunannya keragamannya akan menurun. Oleh karena itu, bila dilakukan seleksi dengan intensitas yang makin kecil dapat diharapkan kemajuan seleksinya akan makin besar.

Prosedur Single Seed Descent (SSD) mempunyai tujuan mempertahankan keturunan dari sejumlah besar tanaman F2, dengan mengurangi hilangnya genotip selama generasi segregasi. Hanya satu biji yang dipanen dari masing-masing tanaman, perkembangan tanaman optimum dari generasi F2 sampai dengan F4.. Metode seleksi Single Seed Descent (SSD) banyak dilakukan dalam pemuliaan tanaman kedelai di Amerika Serikat (Fehr, 1978). Metode SSD Descent mempunyai beberapa keuntungan, sebagi berikut :
1. karena yang ditanam setiap generasi satu biji satu keturunan, dengan sendirinya
luas lahan yang diperlukan jauh lebih sempit.
2. waktu dan tenaga yang diperlukan pada saat panen lebih sedikit, karena
populasinya lebih kecil.
3. pencatatan dan pengamatan lebih mudah dan sederhana.
4. seleksi untuk karakter-karakter yang heritabilitasnya tinggi, misalnya tinggi
tanaman, umur, penyakit dan beberapa aspek kualitas dapat dikerjakan dengan
efektif berdasarkan satu tanaman tunggal.
5. tiap tahun dapat ditanam beberapa generasi, bila keadaan lingkungan dapat
dikuasai.
6. hanya diperlukan sedikit usaha dalam memperoleh tipe homozigot untuk karakter-
karakter yang pewarisannya sederhana. Keadaan homozigot cepat tercapai.
7. penanganan persilangan dapat lebih banyak.

Adapun kekurangan dari metode SSD, yaitu pada generasi F2 kemungkinan lebih
banyak tanaman yang superior tidak teramati atau hilang, karena setiap genotip disini hanya mewakili satu tanaman pada F3 sehingga tidak diketahui identitasnya.
Pada metode SSD, setiap tanaman mulai generasi F2 sampai generasi F6. diambil satu biji dari satu tanaman pada setiap generasi untuk ditanam pada generasi selanjutnya. Jumlah tanaman dalam populasi F2 sampai F6 akan tetap atau bisa berkurang karena adanya daya tumbuh benih yang kurang baik. Ciri lain dari metode SSD, adalah adanya kemungkinan untuk menghasilkan sejumlah besar galur murni pada areal yang sempit dan tenaga kerja yang terbatas (Fehr, 1987, dikutip dari Ai Komariah).
Menurut Fehr (1987), pada prosedur metode SSD daris etiap tanaman dalam populasi diambil 1 biji, kemudian biji tersebut dicampur dan ditanam pada generasi berikutnya. Prosedur dari metode SSD adalah sebagai berikut :
Prosedur seleksi Single Seed Descent adalah sebagai berikut :
Generasi F1 : Dilakukan persilangan antara dua tetua yang dipilih, kemudian biji
hasil persilangan ditanam sebagai pertanaman F1.
Generasi F2 : Dari hasil pertanaman F1 kemudian ditanam satu biji dari setiap
satu tanaman sebagai pertanaman F2. Pada pertanaman F2 ini
dilakukan pemilihan terhadap individu tanaman, yang pada tahun
berikutnya ditanam lagi satu biji untuk satu individu tanaman
terpilih. Panen satu biji dari setiap tanaman untuk ditanam
pada generasi berikutnya.
Generasi F3-F4 : Tanam biji hasil panen yang berasal dari generasi F2. Panen satu
biji dari setiap tanaman untuk ditanam pada generasi berikutnya.
Generasi F5 : Tanam biji hasil panen generasi sebelumnya. Seleksi tanaman unggul
untuk tanaman karakter-karakter yang baik dan biji dipanen dari
tanaman terseleksi.
Generasi F6 : Dilakukan pemilihan. Tanam barisan-barisan keturunan dari tanaman
yang dipanen pada generasi sebelumnya. Panen barisan tanaman- tanaman unggul yang mempunyai karakter-karakter yang baik.
Generasi F7 : Uji hasil pendahuluan barisan tanaman yang terseleksi ditanam
masing-masing dalam satu barisan. Seleksi barisan-barisan tanaman
yang mempunyai sifa-sifat baik.biji yang berasal yang mempunyai
sifat-sifat baik.biji yang berasal dari satu barisan dicampur
tetapi biji yang berasal dari barisan yang berbeda tidak boleh
dicampurkan.
Generasi F8-F10 : Uji hasil lanjutan di berbagai lokasi dengan prosedur SSD
Generasi F11-F12 : Perbanyak galur-galur unggul dan sebarkan sebagai kultivar baru.

Read more...

Mutasi pada tanaman sedap malam

Penampilan Fenotipik, Variabilitas dan Heritabilitas Sedap Malam Kultivar Ganda Generasi M1V2 Hasil Irradiasi Sinar Gamma

Sedap Malam (Polyanthes tuberosa L) merupakan komoditas hortikultura termasuk tanaman hias dengan bunga yang indah. Tanaman ini umumnya dijadikan tanaman bunga potong yang banyak diminati oleh floris sebagai pelengkap merangkai bunga, karena sedap malam mempunyai keharuman tersendiri dibandingkan tanaman hias lainnya. Sedap malam tumbuh liar di Meksiko dan daerah sekitarnya, tetapi usaha pembudidayaannya banayak dilakukan di Maroko, Pulau Komores, Perancis, hawai, Afrika Seolatan, India dan Cina (Lisa Maliga, 2004).

Walaupun bukan tanaman asli Indonesia tanaman hias jenis cukup populer dikalangan masyarakat karena bentuk bunga yang indah serta harum. Bunga ini tidak hanya dijumpai di rumah-rumah saja, tetapi juga di gedung-gedung pertemuan, hotel-hotel berbintang bahkan rumah sakit. Keharuman bunga yang ternyata mampu mengobati stress, sehingga mendorong berkembangnya penyembuhan penyakit dengan aroma terapi. Selain digunakan sebagai bunga potong, seadp malam banyak dimanfaatkan sebagai bunga tabur dan bahan baku minyak atsiri (Suyanti, 2002).

Terdapat tiga macam jenis bunga sedap malam, yaitu bunga bersusun selapis (tunggal), petal berlapis (ganda) dan bunga semiganda. Sedap malam dengan petal bunga tuggal (Polianthes tuberose var. Gracilis) mempunyai wangi yang lebih menonjol dibandingkan dengan jenis lainnya. Sehingga jenis ini banyak ditanam secara komersial dalam jumlah besar di Perancis, Italia, India dan Indonesia (Nambisan dan Krisnan, 1983, dikutip Imam Muhajir dan Dwi Amiarsi, 2000).

Sampai saat ini pemasaran bunga sedap malam hanya terbatas untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, terutama untuk bunga segar. Peluang pemasaran sedap malam ke luar negeri cukup besar, mengingat saat ini bunga-bunga tropis beraroma mulai diminati masyarakat mancanegara (Suyanti, 2002).Bunga sedap malam terbatas hanya pada warna putih saja dengan umur keragaan (Vase life) sangay singkat. Bunga yangtelah mekar akan layu dalam 2-3 hari, sehingga akan mengurangi keindahan bunga. Keberadaan bunga yang berwarna warni juga diperlukan agar rangkaian bunga lebih semarak dan indah. Saat ini untuk mendapatkan bunga seadp malam yang berwarna-warni dilakukan dengan, mencelupkan tangkai bunga ke dalam larutan pewarna atau dengan menyemprotkan pewarna kedalam bunga. Pewarna yang digunakan adalah pewarna mkananan yang dapat berupa bubuk atau cair. Tetapi tidak semua pewarna yng dijual dipasaran memberikan respons yang positif (Suyanti, 2002). Jenis-jenis pewarna tersebut hanya dapat diserap oleh tangkai bunga, sehingga larutan pewarna tersebut tidak dapat memberi warna pada bunga. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh ukuran pori-pori bunga sedap malam (Suyanti dkk., 1997).

Terbatasyan variasi warna bunga pada tanaman sedap malam menyebabkan keterbatasan variabilitas yang merupakan salah satu kendala dalam sistem produksi sedap malam selain ancaman hama/penyakit (Budi Marwoto dan purbadi, 1996). Variabilitas genetik yang sempit untuk karakter warna bunga tersebut menunujukkan susunan atau konstitusi genetiknya seragam. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk memperluasnya anatara lain melalui pemuliaan mutasi menggunakan irradiasi sinar gamma. Dengan adanya upaya irradiasi sinar gamma diharapkan terjadi keragaman warna, bentuk dan penampilan femotipik lainnya pada bunga sedap malam tanpa mengurangi kekhasan wanginya.

Dari hasil penelitian Ratih Kusumawardhani (2005) menggunakan irradiasi sinar gamma dengan dosis 0, 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 Gy telah diperoleh generasi M1V1. Efek dari mutasi generasi pertama ini menyebabkan terjadinya kerusakan fisiologis dan lethalitas. Kerusakan yang muncul berupa pengurangan tinggi tanaman pada setiap kenaikan dosis irradiasi, tanaman kerdil, kematian semua umbi pada dosis 30 Gy, ujung kuntum seperti terbakar, penyimpangan pertumbuhan floret pada dosis 15 Gy yaitu floret terbentuk lebih dahulu pada bagian ujung tangkai yang seharusnya pada bagian terbawah, kewangian bunga yang kekuatannya semakin bekurang pada setiap kenaikan dosis irradiasi, lethal dosis 50% (LD 50) yang berada pada dosis irradaiasi 15,53 Gy, sedangkan efek genetisnya secara visual tidak tampak. Kalaupun terdapat mutan, hal tersebut belum dapat dipastikan karena bisa saja itu efek khimera. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian pada generasi selanjutnya yaitu generasi M1V2 untuk megetahui sejauh mana pengaruh mutasi terhadap perubahan susunan genetik tanaman sedap malam, dengan dosis yang sama seperti yang diberikan pada generasi M1V1, tanpa perlakuan dosis 30 Gy karena mengalami kematian.

Meskipun efek mutasi pada generasi M1V1 baru berupa kerusakan fisiologis dan lethalitas, namun menghasilkan fenotipik yang luas untuk semua karakter yang diamati. Hal ini menunjukkan telah terjadi nya variasi tanaman sedap malam, namun belum diketahui apakah perubahan tersebutlebih dipengaruhi oleh perubahan genetiknya karena efek mutasi atau lebih dipengaruhi oleh lingkungan, sehingga perlu diketahui nilai duga heritabilitasnya pada generasi M1V2 .

Untuk lengkapnya silahkan kirimkan komentar ya….

Read more...

Macam-macam kultivar

Macam-macam kultivar yang dapat dihasilkan oleh seorang pemulia
tanaman :

1. kultivar galur murni, merupakan pengembangan galur-galur tertentu dari suatu populasi asal , hingga populasi varietas mempunyai tingkat keseragaman genetik (homozygot) atau dengan kata lain variabilitas genetiknya sempit

2. kultivar murni, merupakan salah satu kultivar hasil persilangan yang dihasilkan dari konstitusi genetic yang sama sehingga menuju kearah bertambahnya homozigousitas..

3. kultivar komposit, merupakan suatu kultivar hasil seleksi pada generasi lanjut dari populasi yang merupakan hasil persilangan campuran (intercross) dari berbagai macam breeding materials. Sebelum dilakukan intercross tidak dilakukan pengujian daya gabung terhadap breeding materials yang digunakan

4. kultivar sintetik, merupakan hasil persilangan campuran beberapa breeding materials, baik berupa galur-galur inbred ,klon, maupun suatu varietas yang telah diketahui potensi genetiknya.

5. kultivar hibrida, merupakan hasil persilangan dua tetua atau F1 yang mempunyai penampilan yang lebih baik dibandingkan dengan penampilan rata-rata kedua orang tuanya ( heterosis)

6. kultivar poliploid, merupakan hasil pemuliaan dengan cara menggandakan kromosom dari jumlah kromosom dasar akibat terjadinya mutasi.

7. kultivar transgenik, merupakan hasil bioteknologi, merupakan suatu tanaman yang telah mengalami rekayasa genetika sehingga terjadi perubahan sifat secara genetic dan fisiologik.

8. kultivar klon, merupakan kultivar hasil persilangan yang diperbanyak dengan menggunakan klon
9. kultivar campuran, merupakan kultivar yang terdiri dari campuran dua atau lebih kultivar yang sengaja di campur. Dengan tujuan mengurangi resiko kegagalan terutama serangan penyakit, yaitu bila kultivar yang satu tidak menghasilkan dengan baik dapat ditutup oleh kultivar lain.

10. kultivar multilini, merupakan campuran galur-galur yang secara genetic sama kecuali masing-masing galur mempunyai gen yang berbeda untuk resisitensi terhadapa pathogen penyakit galur-galur yang susunan gen-gennya identik.

Read more...

Teori Malthus

Yang dimaksud teori malthus adalah bahwa populasi manusia bertambah lebih cepat daripada produksi makanan, sehingga menyebabkan manusia bersaing satu sama lain untuk memperebutkan makanan dan menjadikan perbuatan amal sia-sia. Analisis-analisis pemikiran malthus adalah sebagai berikut:
Keseimbangan penduduk dengan daya dukung dan daya tampung sudah dipersoalkan sejak dahulu oleh para filosof Cina, Yunani dan Arab, seperti Confucius, Plato, Aristoteles maupun Kalden. Bencana kelaparan (famine), dan kematian langsung dikaitkan dengan faktor ketidak-seimbangan jumlah penduduk dengan potensi lingkungan alam, khusus penyediaan bahan makanan.

Sekitar dua abad lampau permasalahan kependuduk-an dan lingkungan dipersoalkan lagi oleh L. John Graunt, William Path dan TR Malthus. Malthus sudah tegas mempersoalkan tentang kekeringan, banjir, bahaya kelaparan, wabah penyakit, yang disebut positive checks, terjadi sebagai akibat ketidak-seimbangan pertambahan jumlah penduduk dan lingkungan alam. Malthus yakin bahwa manusia akan tetap hidup miskin/melarat dan berakhir dengan kematian, selama terjadi ketidak-seimbangan jumlah penduduk dengan daya dukung lingkungan, khususnya ketidak-seimbangan jumlah penduduk dengan persediaan bahan makanan.

Teori Malthus jelas menekankan tentang pentingnya keseimbangan pertambahan jumlah penduduk menurut deret ukur terhadap persediaan bahan makanan menurut deret hitung. Teori Malthus tersebut sebetulnya sudah mempersoalkan daya dukung lingkungan dan daya tampung lingkungan. Tanah sebagai suatu komponen lingkungan alkam tidak mampu menyediakan hasil pertanian untuk mencukupi kebutuhan jumlah penduduk yang terus bertambah dan makin banyak. Daya dukung tanah sebagai komponen lingkungan menurun, karena beban manusia yang makin banyak.

Jumlah penduduk yang terus bertambah mencerminkan pula makin padat jumlah penduduk tiap 1 km2, dapat mempercepat eksploitasi sumberndaya alam dan mempersempit persediaan lahan hunian dan lahan pakai. Dengan kata lain jumlah penduduk yang terus bertambah dan makin padat sangat mengganggu daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Jumlah penduduk harus seimbang dengan batas ambang lingkungan, agar tidak menjadi beban lingkungan atau mengganggu daya dukung dan daya tampung lingkungan, dengan menampakkan bencana alam berupa banjir, kekeringan, gagal panen, kelaparan, wabah penyakit dan kematian.

Kelahiran dan kematian sebagai peristiwa-peristiwa vital mengatur keseimbangan penduduk dengan potensi alamnya. Makin padat jumlah penduduk dalam jangka pendek, jangka sedang atau jangka panjang akan mengganggu daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Di daerah-daerah padat penduduk gangguan keseimbangan lingkungan (daya dukung dan daya tampung) disebabkan oleh permintaan yang makin meningkat terhadap berbagai potensi lingkungan, walaupun konsumsi perkapita rendah.

Deskripsi Alternatif :
Keseimbangan penduduk dengan daya dukung dan daya tampung sudah dipersoalkan sejak dahulu oleh para filosof Cina, Yunani dan Arab, seperti Confucius, Plato, Aristoteles maupun Kalden. Bencana kelaparan (famine), dan kematian langsung dikaitkan dengan faktor ketidak-seimbangan jumlah penduduk dengan potensi lingkungan alam, khusus penyediaan bahan makanan.
Sekitar dua abad lampau permasalahan kependuduk-an dan lingkungan dipersoalkan lagi oleh L. John Graunt, William Path dan TR Malthus. Malthus sudah tegas mempersoalkan tentang kekeringan, banjir, bahaya kelaparan, wabah penyakit, yang disebut positive checks, terjadi sebagai akibat ketidak-seimbangan pertambahan jumlah penduduk dan lingkungan alam. Malthus yakin bahwa manusia akan tetap hidup miskin/melarat dan berakhir dengan kematian, selama terjadi ketidak-seimbangan jumlah penduduk dengan daya dukung lingkungan, khususnya ketidak-seimbangan jumlah penduduk dengan persediaan bahan makanan.

Teori Malthus jelas menekankan tentang pentingnya keseimbangan pertambahan jumlah penduduk menurut deret ukur terhadap persediaan bahan makanan menurut deret hitung. Teori Malthus tersebut sebetulnya sudah mempersoalkan daya dukung lingkungan dan daya tampung lingkungan. Tanah sebagai suatu komponen lingkungan alkam tidak mampu menyediakan hasil pertanian untuk mencukupi kebutuhan jumlah penduduk yang terus bertambah dan makin banyak. Daya dukung tanah sebagai komponen lingkungan menurun, karena beban manusia yang makin banyak.

Jumlah penduduk yang terus bertambah mencerminkan pula makin padat jumlah penduduk tiap 1 km2, dapat mempercepat eksploitasi sumberndaya alam dan mempersempit persediaan lahan hunian dan lahan pakai. Dengan kata lain jumlah penduduk yang terus bertambah dan makin padat sangat mengganggu daya dukung dan daya tampung lingkungan. Jumlah penduduk harus seimbang dengan batas ambang lingkungan, agar tidak menjadi beban lingkungan atau mengganggu daya dukung dan daya tampung lingkungan, dengan menampakkan bencana alam berupa banjir, kekeringan, gagal panen, kelaparan, wabah penyakit dan kematian.

Kelahiran dan kematian sebagai peristiwa-peristiwa vital mengatur keseimbangan penduduk dengan potensi alamnya. Makin padat jumlah penduduk dalam jangka pendek, jangka sedang atau jangka panjang akan mengganggu daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Di daerah-daerah padat penduduk gangguan keseimbangan lingkungan (daya dukung dan daya tampung) disebabkan oleh permintaan yang makin meningkat terhadap berbagai potensi lingkungan, walaupun konsumsi perkapita rendah.

Read more...

Loyalitas Rendah Diplomat Indonesia

Manohara Saksi Rendahnya Loyalitas Para Diplomat Indonesia

Hari senin tanggal 1 juni merupakan hari yang membahagiakan bagi Manohara Odelia Pinot seorang model asal Indonesia karena akhirnya berhasil melepaskan diri dari belenggu pangeran Kelantan suaminya. Manohara berhasil melarikan diri dari Singapura dengan kisah dramatis setelah mendapat siksaan dan pelecehan dari pangeran Malaysia Tengku Fakhri. Dengan dibantu oleh pihak kepolisian Singapura gadis belasteran Perancis ini ahirnya dapat kembali memeluk Ibunya Daisyi. Manohara menikah dengan Pangeran Kelantan itu pada usia 16 tahun. Awalnya sebelum menikah Ibu dari Manohara kepincut melihat pribadi Tengku fakhri sebagai Pangeran yang baik serta santun. Melihat sikap yang baik Ibu Manohara akhirnya memberikan restu kepada Manohara untuk menikah pada usia dini. Setelah menikah itulah kelakuan pangeran berubah 180o perlakuan yang tidak mengenakkan menjadi makanan sehari-hari Manohara. Menurut Manhohara Dia hanya dijadikan barang bukan sebagai istri.

Dari kisah ini Manohara menyaksikan bahwa sulitnya seorang warga Negara untuk mendapatkan perlindungan dari negara. Dalam hal ini pihak KBRI sangat berperan. Pasalnya pada hari minggu ketika Manohara menelepon pihak kedutaan dengan kepentingan darurat pihak kedutaan berkata:“Maaf ini hari libur silahkan telepon lagi hari senin”. Tidak hanya itu saja ketika sampai di bandara sulitnya Manohara mendapatkan paspor untuk pulang ke Indonesia membuktikan begitu sulitnya birokrasi Indonesia. Apakah itu bentuk keberpihakan pemerintah terhadap warganya? Masih beruntung jika kasus itu tidak merenggut nyawa, tetapi bagaimana kalau hal tersebut menyangkut nyawa yang sedang kritis???. Mungkin bukannya saatnya berkata siapa yang bersalah tetapi jadikan ini sebagai pelajaran bahwa kami warga Negara Indonesia berhak mendapatkan perlindungan dari Negara.

Dan Presiden sebagai pemegang kewenangan untuk mengangkat duta besar sudah selayaknya mengirimkan orang yang benar-benar loyal kepada Negara dalam bentuk keberpihakan terhadap rakyat. Semoga dari kasus ini tidak kita dapat mengambil pelajaran dan tidak ada Manohra-manohara lain berikutnya.

Read more...

AGROINDUSTRI KEDELAI

Kedelai merupakan komoditas tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman palawija yang kaya akan protein yang memiliki arti penting dalam industri pangan dan pakan. Kedelai berperan sebagai sumber protein nabati yang sangat penting dalam rangka peningkatan gizi masyarakat karena aman bagi kesehatan dan murah harganya. Sama halnya dengan dua tanaman pangan sebelumnya, berbagai alternatif potensi untuk meningkatkan nilai tambah kedelai termasuk produk sampingannya dapat dilakukan melelui pemanfaatan teknologi pasca panen. Kedelai dapat diolah untuk menghasilkan berbagai produk yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia, baik sebagai produk pangan, farmasi (obat-obatan), aplikasi dalam bidang teknik (industri) dan sebagai pakan (Gambar 1). Bahkan bungkil kedelai salah satu produk samping kedelai yang pemanfaatannya sebagai bahan baku pembuatan pakan hampir 100% masih diimpor.
Prospek pengembangan kedelai di Indonesia terutama untuk mengisi pasar domestik masih sangat terbuka luas, mengingat produksi kedelai dalam negeri masih jauh dibawah jumlah permintaan domestik. Pada tahun 1990, produksi domestik mampu mengisi pasar domestik sekitar 83,32 persen, dan sisanya 26,68 persen didatangkan dari impor. Kemampuan produksi dalam negeri untuk mengisi pasar domestik semakin menurun, setelah tahun 2000 lebih dari 50 persen kebutuhan domestik dipenuhi dari impor, dan bahkan pada tahun 2004 sudah mencapai 65 persen. Peluang pasar domestik diperkirkan terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan kedelai dan produk turunannya. Walaupun produktivitasnya masih rendah, pada tingkat harga yang relatif stabil (Rp 3.000/kg) secara finansial usahatani kedelai cukup menguntungkan, yaitu Rp 2,05 juta/ ha pada tingkat B/C 2,14. Namun demikian, usaha ini belum mampu bersaing dalam upaya meningkatkan substitusi kedelai impor. Melalui perbaikan produktivitas merupakan salah satu cara untuk meningkatkan daya saing komoditas ini.
Industri berbasis kedelai yang telah berkembang adalah tempe, tauco, kecap, tahu dan susu. Namun demikian produksi kedelai Indonesia baru mampu memenuhi sekitar 35 persen, dan sebanyak 55 persen masih diimpor. Sehingga program pengembangan kedelai dalam jangka pendek adalah meningkat produksi dalam negeri dalam upaya mengurangi impor untuk memenuhi kebutuhan dari industri yang telah berkembang selama ini. Baik dalam jangka menengah maupun panjang, program pengembangan kedelai tetap diarahkan dalam meningkatkan substitusi impor untuk memenuhi industri minyak goreng, mentega putih dan margarin yang diharapkan mulai berkembang dalam program jangka menengah dan industri obat-obatan dan kecantikan yang berbasis kedelai yang diharapkan tumbuh dalam program jangka panjang.
1.2 Penerapan Aspek Manajerial Agroindustri Kedelai
1.2.1 Peluang Bisnis
Kebutuhan kedelai di dalam negeri terus meningkat seiring pesatnya perkembangan industri pangan dan pakan olahan berbahan baku kedelai. Sebagai bahan pangan, kedelai mengandung protein nabati yang sangat tinggi nilai gizinya, mengandung zat radikal bebas yang tinggi sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan dan sangat aman untuk dikonsumsi. Sekitar 80% penduduk Indonesia (terutama di Jawa) mengkonsumsi makanan olahan kedelai (fermentasi dan non fermentasi), seperti: susu kedelai, tempe, tahu, kecap, tauco, abon kedelai, daging tiruan/meat analog (untuk vegetarian), minyak dan bungkil kedelai, dan berbagai bentuk makanan ringan/snack (keripik, rempeyek, dll). Berbagai produk kosmetik dan kesehatan mencantumkan kedelai dalam komposisi bahan bakunya. Berkembangnya industri peternakan dan pakan ternak yang menggunakan bahan baku bungkil kedelai sebagai sumber protein penting dalam komposisi pakan unggas setelah jagung (Tangendjaja, et al, 2003). Selama dua dekade terakhir, trend permintaan kedelai mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Produksi kedelai domestik hanya sekitar 0,71 juta ton sedang total kebutuhan mencapai 2,02 juta ton (tahun 2004), sehingga dipenuhi dengan mengimpor 1,13 juta ton (Damardjati, et al, 2005). Relatif rendahnya produksi kedelai domestik diprediksi akibat merosotnya harga riil kedelai di tingkat produsen. Penurunan harga riil diduga karena kebijakan liberalisasi impor kedelai dengan tarif 0% yang menyebabkan harga kedelai impor lebih murah dibanding harga kedelai lokal.
Dari segi perolehan pendapatan bersih sekitar Rp.2,1 juta/ha per musim tanam, sebenarnya prospek usahatani kedelai relatif baik. Peluang pengembangan agribisnis kedelai domestik juga masih sangat terbuka mengingat ketersediaan sumberdaya lahan, kesesuaian ekosistem lahan pertanian di Indonesia, dan tingginya market demand bagi pengusahaan kedelai. Untuk peningkatan produksi dan produktivitas kedelai, diperlukan strategi kebijakan melalui: perluasan areal tanam, peningkatan efisiensi produksi dan kualitas produk, pengembangan infrastruktur, serta penguatan dan pemberdayaan kelembagaan pendukungnya terkait petani di perdesaan termasuk dukungan stabilisasi pemasaran dan tingkat harga yang menguntungkan ebagai insentif dan keberpihakan bagi petani produsen).
1.2.2 Strategi Bisnis
Dalam merencanakan agribisnis kedelai, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Yang pertama adalah ketersediaan bahan baku kedelai itu sendiri. Bila kita akan memulai dari proses budidaya untuk memperoleh bahan baku , hal- hal yang harus diketahui adalah :

1. Agronomi
Survai Lahan
Lingkungan
Persiapan Lahan
Pengolahan Lahan
Kandungan Hara
pH Tanah
Curah Hujan dan Irigasi
Cahaya Matahari
Penanaman
Pemupukan
Pengendalian Hama
Pengendalian Penyakit
Penyiangan
Panen Pascapanen
2.Input Budidaya :
Benih
Pupuk
Insektisida
Pestisida
Fungisida
Herbisida
Organik
Tenaga Kerja
3. Pemasaran
4. Pengolahan Hasil
5. Mekanisasi Pertanian
6. Keuangan
7. Kemitraan

Untuk pengolahan dan persiapan lahan usahatani kedelai umumnya dapat dilakukan dengan sistem borongan atau mekanisasi (traktor) dengan biaya sekitar Rp.700.000 hingga Rp.900.000/ha (tergantung tingkat kesulitan lahan/kondisi fisik dan letak lahan usahatani). Sedang biaya penanaman bisa berbeda antar petani, yang umumnya menggunakan tenaga kerja wanita dengan biaya borongan sekitar Rp.200.000 hingga Rp.350.000/ha. Belum termasuk berbagai biaya lain (input saprodi, pemeliharaan, panen dan pasca panen) yang dikeluarkan sebelum mengutip hasil panen, sehingga dapat diprediksi besarnya biaya (modal) yang dibutuhkan untuk memulai usahatani kedelai tersebut. Selanjutnya kita dapat menentukan sendiri pengolahan pasca panen kedelai untuk meningkatkan pendapatan yang lebih baik daripada produk tanpa diolah. Pemanfaatan teknologi industri penting untuk diterapkan disini. Produk – produk olahan pasca panen kedelai, dapat dilihat pada uraian sebelumnya.

Untuk pemasaran, kita dapat memanfaatkan bentuk kemitraan dengan para pedagang, ataupun menjual sendiri langsung. Fenomena pasar komoditas kedelai nasional sangat ditentukan oleh kinerja produksi domestik dan kegiatan impor. Kinerja produksi yang dimaksud terutama ditunjukkan oleh kemampuan produksi pada sentra-sentra produksi nasional, sementara jumlah impor sangat ditentukan oleh tingkat permintaan domestik baik untuk berbagai kebutuhan baik konsumsi, benih dan industri.

Data Departemen pertanian, Direktorat Jenderal Bina Bina Usahatani dan Pengolahan Hasil Pertanian bahwa sampai tahun 2001 secara nasional menunjukkan adanya disparitas neraca perdagangan kedelai dan hasil ikutan/olahannya. Tampak bahwa jumlah dan macam bentuk/produk ikutan/olahan kedelai yang diimpor lebih banyak dibanding ekspor yang hanya terbatas tepung kedelai. Antara tahun 1990-2001, laju impor masing-masing 6,8%/thn untuk kedelai kuning, 15,5% untuk kedelai hitam dan 25,1% untuk bungkil kedelai .
Tingginya impor merupakan penggambaran tentang ketidakcukupan produksi dalam negeri untuk mengimbangi permintaan yang terus meningkat. Permintaan dimaksud untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi dan industri pengolahan bahan makanan dalam negeri (industri tahu/tempe), juga industri pakan ternak yang memanfaatkan kedelai sebagai bahan baku (bungkil kedelai).

Read more...

Peran Agroindustri Sebagai Leading Sector Agribisnis

Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional Indonesia . Sektor agribisnis menyerap lebih dari 75% angkatan kerja nasional termasuk didalamnya 21,3 juta unit usaha skala kecil berupa usaha rumah tangga pertanian. Apabila seluruh anggota rumah tangga diperhitungkan maka sekitar 80% dari jumlah penduduk nasional menggantungkan hidupnya pada sector agribisnis. Peranan sector agribisnis yang demikian besar dalam perekonomian nasional memiliki implikasi penting dalam pembangunan ekonomi nasional kedepan ( Saragih, 1997). Pernyataan tersebut semestinya dapat menjadi gambaran betapa besarnya potensi yang dimiliki oleh Indonesia di sector agribisnis, namun sampai saat ini pada kenyataannya Negara kita masih belum bisa memanfaatkan potensi tersebut secara optimal. Salah satu prestasi yang pernah diraih adalah tahun 80 an kita berhasil mencapai swasembada beras, namun sayangnya belum diikuti dengan swasembada pangan lainnya. Pengamatan empiris menunjukkan bahwa tidak banyak negara didunia ini yang dapat mencapai tahapan pembangunan berkelanjutan yang digerakkan oleh sector industri (barang dan jasa) berbasis ilmu dan teknologi modern tanpa didahului dengan pencapaian tahapan pembangunan pertanian yang andal dan kuat. Bahkan, banyak negara didunia yang pendapatan per kapitanya kurang dari US$ 2.500, bidang pertanian masih menjadi sector yang sangat penting bagi perekonomian nasionalnya.
Belum berhasilnya negara Indonesia membangun negara yang berbasis pertanian memang tak lepas dari berbagai kendala dan factor. Pada masa lalu, khususnya beberapa tahun menjelang krisis ekonomi ( 1997-1998), sector pertanian ternyata lebih diarahkan sebagai sektor penunjang dan pendukung pembangunan dan tidak dijadikan sebagai sektor andalan atau basis pembangunan ekonomi nasional . Akibatnya, walaupun tingkat produksi berbagai komoditas pertanian berhasil ditingkatkan dan pertumbuhan ekonomi nasional juga tinggi, tetapi pertumbuhannya tidak merata. Pertumbuhan ekonomi hanya terkonsentrasi pada kelompok tertentu dan tidak berkelanjutan. Seharusnya bagi sebagian besar negara didunia, sector pertanian menjadi tulang punggung bagi tegaknya struktur ekonomi nasional dan berlangsungnya pemerataan pendapatan antar berbagai lapisan masyarakat secara adil ( Saragih, 2004 ). Menurut analisis para ahli, diduga bahwa saklah satu akar penyebab krisis ekonomi adalah penyimpangan pelaksanaan pembangunan dari rencana jangka panjangnya. Sektor industri dan jasa dibangun tidak padu padan dengan sector pertanian. Pembangunan nasional hanya terfokus pada pembangunan sector industri berspektrum luas tanpa mempedulikan keterkaitannya dengan sector pertanian, padahal sector pertanian memiliki berbagai kelebihan. Pada awal krisis ekonomi sector pertanian tetap tumbuh positif sebesar 0,22 %, sementara ekonomi nasional mengalami minus sebesar 13,68 %. Ketiadaan keselarasan antara pembangunan sector industri dengan sector pertanian ini pulalah yang mengakibatkan keberhasilan peningkatan produksi pertanian mengalami kelebihan produksi di saat musim panen pasca swasembada beras sehingga harganya jatuh di pasaran.
Menurut Cramer dan Jensen ( 1991 ), keterpaduan dalam system agribisnis sangat penting peranannya dalam industri berbasis agribisnis. Agribisnis merupakan subsektor yang luas meliputi industri hulu sector pertanian sampai industri hilir. Industri hulu adalah industri yang memproduksi alat-alat dan mesin pertanian serta industri sarana produksi yang digunakan dalam proses budidaya pertanian. Industri hilir merupakan industri yang mengolah hasil pertanianmenjadi bahan baku atau barang yang siap dikonsumsi atau merupakan industri pasca panen dan pengolahan hasil pertanian. Dengan pengembangan agroindustri yang merupakan bagian dari rantai agribisnis akan dicapai nilai tambah yang berdampak positif terhadap penerimaan dan pendapatan petani yang mengadopsinya. Disisi lain, agroindusti merupakan usaha meningkatkan efisiensi sector pertanian hingga menjadi kegiatan yang sangat produktif melalui proses modernisasi pertanian. Melalui modernisasi disektor agroindustri dalam skala nasional, penerimaan nilai tambah dapat ditingkatkan sehingga pendapatan ekspor akan lebih besar lagi. Sebagai contoh CPO diolah menjadi biodisel dan bahan baku kosmetika serta obat-obatan , karet diolah menjadi ban kapal terbang atau ban radial bermutu tinggi, biji kakao diolah menjadi makanan olahan, the diolah menjadi katekin / obat kanker, dan kedelai diolah menjadi nata de soya.
Karakteristik agroindustri dalam agribisnis memiliki kelebihan dibandingkan dengan industri-industri lainnya seperti otomotif, elektronika dan industri dirgantara. Berikut ini beberapa karakteristik agroindustri :

- Memiliki keterkaitan yang kuat , baik dengan industri hulu maupun industri hilir.
- Menggunakan sumber daya alam yang ada dan dapat diperbarui serta lebih banyak tenaga kerja yang dilibatkan, baik yang berpendidikan maupun yang tidak kurang berpendidikan. Hal ini menjadi penting dalam kerangka pelestarian sumber daya alam dan daya dukung lingkungan terhadap kehidupan. Penggunaan sumber daya yang dapat diperbarui menunjukkna bahwa agroindustri dapat dikembangkan dalam jangka panjang dan kapasitas produksinya dapat ditingkatkan seiring dengan perkembangan teknologi pengelolaan sumberdayanya.
- Mampu memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif, baik dipasr domestic maupun dipasr internasional, khususnya pertanian tropika.
- Dapat menampung tenaga kerja dalam jumlah besar. Hal ini dibuktikan setidaknya dalam masa krisis ekonomi tahun 1997, yaitu ketika setor pertanian mampu menampung tenaga kerja yang terkena pemutusan hubungan kerja dari sector industri manufaktur.
Produk agroindustri pada umumnya bersifat cukup elastis sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang berdampak semakin luasnya pasar, khususnya pasar domestic.

Read more...

Agribisnis Tanaman Jagung



Jagung merupakan salah satu komoditas utama tanaman pangan yang mempunyai peranan strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian Indonesia, mengingat komoditas ini mempunyai fungsi multiguna, baik untuk konsumsi langsung maupun sebagai bahan baku utama industri pakan serta industri pangan. Selain itu, pentingnya peranan jagung terhadap perekonomian nasional telah menempatkan jagung sebagai kontributor terbesar kedua terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) setelah padi dalam subsektor tanaman pangan. Hampir seluruh bagian dari tanaman jagung mempunyai potensi nilai ekonomi. Buah jagung pipilan, sebagai produk utamanya merupakan bahan baku utama (50%) industri pakan, selain dapat dikonsumsi langsung dan sebagai bahan baku industri pangan. Daun, batang, kelobot, tongkolnya dapat dipakai sebagai pakan ternak dan pemanfaatannya lainnya. Demikian juga halnya dengan bagian lainnya jika dikelola dengan baik berpotensi mempunyai nilai ekonomi yang cukup menarik.
Prospek pasar jagung baik di pasar domestik maupun pasar dunia sangat cerah. Pasar jagung domestik masih terbuka lebar, mengingat sampai saat ini produksi jagung Indonesia belum mampu secara baik memenuhi kebutuhannya, yaitu baru sekitar 90%. Meningkatnya permintaan jagung dunia terutama dari negara-negara Asia akibat berkembang pesatnya industri peternakan di negara tersebut dan relatif tipisnya pasar jagung dunia (13% dari total produksi jagung dunia) menunjukkan bahwa pasar jagung dunia sangat terbuka lebar bagi para ekspotir baru. Negara pesaing utama Indonesia dalam merebut pasar ekspor adalah adalah Amerika Serikat dan Argentina.
Pengembangan usaha pada industri hulu (penangkaran benih) dan industri hilir (pabrik pakan) untuk mendukung pengembangan jagung di Indonesia juga cukup menguntungkan. Contoh usaha penangkaran benih jagung yang dilakukan petani plasma PT. Sang Hyang Seri di Sulawesi Selatan mampu memberikan keuntungan Rp6,6 juta/ha pada tingkat B/C 2,84. Kinerja industri pakan tiga lokasi (Lampung, Bogor dan Bandung) menunjukkan bahwa usaha industri pakan ayam baik untuk pakan ayam petelur (starter, grower, dan layer) maupun pakan ayam pedaging (starter dan finisher) cukup menguntungkan pada tingkat B/C 1,08 - 1,30. Usaha ini diduga akan semakin menguntungkan jika kapasitas terpakai bisa mendekati kapasitas terpasang melalui penyediaan jagung dalam negeri secara berkelanjutan.
Kini, jumlah penggunaan jagung untuk pakan lebh dari 50%, dan sisanya untuk industri pangan, konsumsi langsung, dan penggunaan lainnya. Dalam program jangka pendek, pengembangan industri jagung melalui intensifikasi (terutama memperluas penggunaan benih hibrida) dan ekstensifikasi diharapkan mampu untuk swasembada terutama untuk memenuhi industri pakan dan pangan . Sementara dalam program jangka menengah, selain swasembada jagung, Indonesia juga diharapkan sebagai eksportir serta sekaligus mengembangan industri pati jagung, dan dalam program jangka panjang juga mengembangan industri yang berbasis pati jagung.

Pemasaran Jagung
Petani menjual hasil produksi jagungnya dalam bentuk pipilan kering kepada pedagang pengumpul, selanjutnya dari pedagang pengumpul akan menjual ke pedagang besar yang mempunyai fasilitas pergudangan dan trasportasi dan komunikasi yang baik sehingga faktor - faktor penyusutan akibat penyimpanan dan pengangkutan dapat ditekan. Selanjutnya para pedagang besar tersebut akan menjualnya kepada pabrik pakan ternak, dan pedagang pengecer baru sampai ke tingkat konsumen.

2.1 Fungsi Penawaran dan Permintaan
Penawaran dan permintaan merupakan dua factor penting dalam ilmu ekonomi. Sesuatu barang mempunyai permintaan karena barang yang bersangkutan berguna, sedangkan barang tersebut mempunyai penawaran karena jumlahnya terbatas. Suatu barang ekonomi akan dikatakan memiliki harga apabila barang tersebut berguna bagi manusia dan jumlahnya terbatas. Artinya nilai permintaan dan penawaran suatu barang akan mempengaruhi besarnya harga dari barang tersebut.

2.2 Permintaan Dan Penawaran Jagung
Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki karakter berfluktuatif dalam hasil karena dipengaruhi oleh lingkungan. Hal tersebut mempengaruhi permintaan dan penawarannya secara langsung. Terkadang persediaan jagung saat panen melimpah sehingga harga di pasaran cenderung murah. Jika sudah begini maka petani jagunglah yang merasakan langsung kerugiannya. Berikut ini permintaan dan penawaran jagung serta proyeksinya sampai tahun 2020 yang dibuat oleh PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN pada tahun 2005 :
a. Permintaan Dan Penawaran Jagung
Permintaan jagung meningkat sebesar 5,2% per tahun yang berasal dari perttumbuhan penduduk sebesar 1,8 % per tahun dan pertumbuhan konsumsiper kapita 3,3 %. Sementara produksi jagung meningkat 4,69 % per tahun yang berasal dari pertumbuhan luas areal sebesar 0,95% dan pertumbuhan produktivitas sebesar 3,70 %. Pada tahun 2003, Indonesia mengimpor jagung sebanyak 1,3 juta ton. Dengan demikian , kedepan produksi jagung dalam negeri perlu terus dipacu agar mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.
b. Proyeksi Permintaan Dan Permintaan Jagung 2005 – 2020
Produksi jagung diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan relative tinggi yaitu sebesar 7,69 % per tahun. Sebaliknya konsumsi langsung jagung diproyeksikan menurun 1,08% per tahun . Dengan produksi yang meningkat terus, sedangkan konsuminya terus menurun, maka akan terjadi surplus produksi yang makin besar, dengan laju pertumbuhan 14,36 % per tahun

III. PENGENDALIAN HARGA OLEH PEMERINTAH
Fluktuasi Harga
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa harga suatu barang tergantung dari permintaan dan penawaran barang tersebut. Pada jagung misalnya, ketersediaannya sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Pada suatu waktu, jagung melimpah melebihi kebutuhan dalam negri sehingga dapat mengekspor keluar negeri. Dilain waktu, jagung mengalami kelangkaan karena gagal panen yang disebabkan oleh serangan hama dan penyakit atau terkena bencana alam misalnya. Bila sudah demikian maka imporpun tak dapat dihindari lagi.
Demikian juga halnya dengan komoditas pertanian lainnya terutama pangan, ketersediaannya mempengaruhi fluktuasi harga dipasaran baik skala mikro maupun skala makro. Beras, kedelai, gandum, gula, minyak sayur dan jagung merupakan komoditas pangan yang belakangan ini terus bergejolak. Kenaikan harga – harga komoditas tersebut dipengaruhi oleh kondisi iklim makro yang mengalami kekurangan persediaan karena ada peningkatan permintaan komoditas tersebut di beberapa negara. Selain itu juga adanya perubahan haluan dari para petani di luar negeri khususnya Amerika Serikat yang memanfaatkan komoditas pangan seperti jagung untuk kepentingan biodiesel karena harganya lebih menjanjikan.

Read more...