Bagaimana Mengubah Diri Lewat Membaca dan Menulis
Sebuah fenomena, bahwa kita sebagai mahasiswa menjadikan buku sebagai sebuah momok yang menakutkan. Dimana banyak mahasiswa yang membaca sebuah buku adalah sebuah beban yang menjadikannya tidak mengikat sebuah makna dari buku tersebut. Dalam buku “vitamin T” karya Hernowo diutarakan bahwa membaca adalah hal yang amat penting dan jangan jadikan membaca itu sebuah beban. Jadikan buku adalah satu alat penambah ilmu dan kebutuhan dalam menapaki segala aktifitas yang kita lakukan.
Menurutnya “kita tidak dapat menyalahkan seseorang apabila sulit dalam memahami sebuah buku karena memang terdapat buku yang sulit dimengerti karena sang penulis tidak dapat mebuat kata-kata yang mudah dimengerti. Hal ini disebabkan sang penulis tidak dapat membuat tulisan yang menggugah pembacanya ini disebabkan pula karena penulis tersebut membuat tulisan bukan atas kehendak dari dalam dirinya melainkan sebagai suatu keharusan bagi seorang dosen ataupun para sarjana tingkat lanjut dalam rangka menunjukkan eksisitensinya.
Apa yang dapat kita lakukan untuk dapat memahami makna ataupun apabila kita ingin gemar dalam membaca yaitu buatlah diary karena diary merupakan suatu langkah yang dilakukan penulis-penulis terkemuka dalam menyiratkan makna buku yang akan dikarangnya. Terkadang kita meremehkan bahwa membuat diary adalah suatu pekerjaan yang hanya dilakukan oleh kaum wanita. Hal inilah yang membuat sebagian orang khususnya kaum pria enggan untuk membuat buku diary,.
Padahal dalam kenyataannya tidak demikian, buku diary adalah alat untuk menjadikan pikiran-pikiran kita menjadi tertata dengan baik bahkan kebiasaan ini akan merubah sikap dan perilaku kita untuk dapat mengikat makna hidup melalui apa yang kita tulis. Bagamana kita dapat mengoreksi segala kesalahan-kesalahan yang kita lakukan dalam beberapa hari kebelakang untuk kemudian dijadikan sebuah introspeksi untuk merubahnya.
Dalam membuat buku diary tidak penting bagi seseorang untuk memperhatikan kaidah-kaidah kebahasan yang baik, tentu hal ini akan berjalan seiring dengan waktu. Menurut Hernowo “Tulislah tulisan kehidupan yang bersumber langsung dari hati, unek-unek yang ada dalam diri kita keluarkanlah”.
Dalam buku ini dikatakan bahwa perubahan tidak akan berjalan jika hanya berbekal konsep atau rumusan tetapi semua itu perlu tindakan, keinginan untuk mencoba,dan suatu kerja yang sungguh-sunguh atau mungkin keras. Dalam buku yang lain dikatakan “penting untuk bersugesti positive sebelum seseorang secara berani mencoba melakukan sesutu yang belum pernah dilakukannya kita harus yakin dulu bahwa diri kita hebat ada kemungkinan potensi itu tidak muncul karena tidak tahu cara untuk memunculkannya.
Proses panjang pembelajaran menulis yang saya jalani dan belum selesai hingga sekarang adalah menyadarkan pada penringnya tiga hal :
Pertama, kemampuan teknis. Sebagai seoramg penulis perlu terus menerus melatih kemampuan menulisnya, hal ini dilakukan untuk mengefektifkan penyampaian pesan yany disampaikan lewat tulisan. Saya percaya (vitamin T) mereka yang yang cepat putus asa dan gampang menyerah kalah, berhenti berlatih menulis, pasti akan gagal dalam penyampai pesan yang baik. Penolakan-penolakn dari penerbit justru menjadi semacam instrument latihan yang menjengkelkan tetapi perlu.
Kedua, sistem sosio-politik di sekitar kegiatan penulisan. Saya percaya bahwa suasana penuh kebebasan, persuasif, egalitarian, kompetitif, transparan, saling hormat yang dimilki oleh sebuah sistem diatas akan membangun iklin penulisan yang berkembang bukan alang kepalang. Dalam sistem yang membebaskan semua jenis tulisan akan bisa berkembang.
Ketiga, faktor ini merupakan faktor terpenting yaitu kulaitas kemanusiaan masing-masing kita sebagai calon penulis. Seorang warga negara yang memiliki tirani di kepalanya yang membuatnya punya hantu rekaannya sendiri yang membuatnya takut,terkekang dan tak bisa mengaktualisasikan kemanuasiaannya secara utuh akan sulit untuk menjadi penulis.
Jadi sekalipun sistemnya mengekang dan dia punya kemampuan menulis yang terbatas, seseorang akan tetap bisa melakukan kegiatan penulisan dengan baik manakala dia sudah mambangun kualitas dirinya sebagai warga negara dengan kemanusiaan yang utuh. Tentu suasana penulisan yang terbaik akan bisa dicapai manakala kemampuan teknik yang tingi bertemu dengan sistem yang membebaskan dan utuhnya kualitas kemanusiaan sang penulis.
Viki king pernah berkata kepada seorang mahasisiwi menanggapi pertanyaan tentang seorang penulis yang tidak percaya diri dalam menulis atau sudah banyak menciptakan karya tulis tetapi cemas tulisannya tersebut menarik atau tidak, ”anda sedang menulis skenario atau ( artikel, paper, skripsi atau apapun itu) yang tidak mungkin ditulis oleh orang lain. Sebuah cerita yang berkobar didalam diri anda adalah skenario yang komersial”
Anda tidak menjadi penulis kelas dua dibawah siapapun. Anda menjadi yang terbaik bagi diri anda sendiri. Anda memiliki suatu hal yang layak jual sebagai penulis-sudut pandang anda. Sudut pandang anda adalah sebuah cara unik untuk melihat dunia berdasarkan atas pengalaman anda dan bagaimana anda merasakan kehidupan disekitar anada.
Tidak mungkin setiap orang tidak memiliki gagasan atau ide atau bahkan kehabisan ide. Menurut Alberto Moravia, penulis kondang asal italia, ide itu senantiasa berbaris berdasarkan iring-iringan semut di kepala kita. ”Untuk mencapai dunia yang penuh imajinasi ini, dan dapat mel;ahirkan sebuah karya cipta yang berbobot, hampir tidak mungkin dilakukan diluar diri sang pencipta. Dan siapa yang tahu diri Anda kecuali anda sendiri? Siapa yang paling tahu bagaimana mencapai pusat kretivitas yang paling kaya dalam diri kita, dan paling tahu bagaimana menginterpretasikan berbagai jaringan halus yang membentuk diri anda, selain Anda sendiri?”.
Lalu bagaiman caranya agar seorang penulis dapat membuat tulisan ilmiah yang menggugah? Pertama, dia harus berlatih secara khusus untuk menulis dengan menggunakan otak kanan dan kiri secara sinergis. Kedua, menguasai permasalah yang akan ditulisnya dari ujung kanan hingga ujung kiri. Ketiga, kegiatan menulis yang dapat menghasilkan sebuah tulisan yang menggugah adalah menulis yang dilakukan dengan mencicil. Bersabar adalah kuncinya. Keempat, memperkaya diri dengan membaca buku yang sangat beraga, dan bukan hanya buku yang sesuia atau releva dengan tema yang dijadikan bahan tulisan. Kelima, tidak bosan melakukan kegiatan mengoreksi untuk memahami. ”Semakin sering orang menulis dan semakin sering pula orang memikirkan tulisannya, semakin bagus jualah karyanya”.
Dalam buku ini penulis ingin masyarakat indonesia memandang kegiatan baca tulis bukan dipersepsi sebagai suatu BEBAN. Saya ingin mereka dapat melihat MANFAAT yang sangat banyak dari kegiatan baca tulis. Jika kita dapat merasakan banyak sekali MANFAAT dari baca-tulis, ada kemungkinan kita dapat mengusir BEBAN dalam menyelenggarakan kegiatan membaca dan menulis.
Apapun buku yang ingin anda tulis Anda perlu menjalankan secara rutin dan konsisten kegiatan membaca dan menulis yang dipadukan atau dikerjakan secara bersamaan, Konsep ini saya namakan sebagai kegiatan ”Mengikat Makna”. Dengan kegiatan ini ”Misalnya membaca buku dan kemudian menuliskan apa saja yang mengesankan yang kita peroles dari buku), kita dapat mencicil mengumpulkan bahan-bahan untuk keperluan memuat buku.
Perhatikan soal makna. Bagi saya makna ini sangat penting karena berkaitan dengan hal-hal yang perlu ada disebuah buku, yaitu gagasan. Gagasan adalah ”makna yang menyadarkan” diri kita.
Dalam buku Marketing your self mengenlakan konsep membangun citra diri dengan dengan nama ”Segitiga PDB”. PDB adalah singkatan dari ”Positioning”,”Differentiation”,”Brand” . Konsep ini menganjurkan agar seseorang dapat memposisikan dirinya di tengah masyarakatnya. Memposisikan berarti mengenali diri dan kemudian meletakkan diri dalam konteks yang diinginkan secara tepat.
Setelah berhasil memposisikan diri seseorang perlu terus mempertajam detail tentag dirinya. Proses memposisikan diri ini harus dilkukan secara kontinu sehingga apabila hal ini telah dilaksanakan maka akan timbul suatu keunikan tersendiri (Differentiation) akan mencuat hebat. Apabila telah timbul keunikan diri harus dijaga dengan baik karena cenderung meras beda atau sombong hal inilah yang akan merusak kedua hal diatas.
Apabila seseorang dapat menjaga kedua hal diatas maka secara otomatis orng tersebut akan memiliki ”brand” atau semacam merk. Dan hal ini merupakan tingkat yang terbaik. Konsep PDB ini akan efektif apabila ia dapat merumuskan dirinya secara tertulis. Artinya, hanya lewat kegiatan ”merumuskan” atau menulis (Mengikat).
Dalam sebuah diskusi penulis memberikan tiga macam strategi menulis yang beliau guanakan. Yaitu: ”meniru, membebaskan diri, dan mengkonstruksi pemahaman. Cara membaca dalam keterampilan yang sangat tinggi adalah dengan cara setiap kali membaca buku harus menemukan sesuatau yang menarik dari buku itu, kedua lingkungan yang kodusif.
Kata-kata yang membuat saya melayang adalah kata-kata S.I hayakawa ”dalam makna yang sungguh-sungguh sebenarnya orang yang membaca kepustakaan yang baik telah hidup lebih daripada orang-orang yang tak mau dan tak mampu membaca. Lalu saya menemukan sesuatu yang benar-benar membahagiaka saya. Benar kata sebagian orang, bahwa membaca buku itu tidak ringan, membaca buku adalah kegiatan yang kadang melelahkan. Simak kata Descartes berikut: ”Membaca buku yang baik itu bagaikan mengadakan percakapan dengan para cendekiawan yang paling cemerlang pada masa lampau-yakni para penulis buku itu. Ini semua bahkan merupakan percakapan berbobot lantaran dalam buku-buku itu mereka merenungkan gagasan yang terbaik semata-mata.
Menulis bisa membantu seseorang berpikir secara menyeluruh dan menyelesaikan masalalah orang-orang yang selalu membuat catatan harian tahu akan hal ini.
Langkah Mudah Membaca dan Menulis yang Mendatangkan Kebahagiaan
Pertama: Anggaplah buku adalah makanan. Dengan menganggap buku sebagai makanan kita juga membiasakan diri membaca buku dalam konteks sarapan, makan siang, makan malam.Kedua : Menerapkan secara keras konsep ”Mengikat Makna”. AMBaK adalah akronim dari Apa Manfaatnya Bagiku. Keempat : Mengaitkan bahan bacaan dan materi untuk dituliskan dengan diri, atau lebih khusus, pengalaman diri. Kelima : Carilah model yang sudah sukses dalam menjalankan kegiatan membaca dan menulis.
Pokoknya baca aja buku ini kalo kamu ingin suka dengan yang namanya ”buku”!
Read more...