Sejarah panjat tebing
>> Rabu, 03 Juni 2009
Panjat Tebing/Rock Climbing dibandingkan dengan olah raga lainnya termasuk sangat khas. Untuk bisa melakukan olah raga ini tidak cukup hanya mengandalkan fisik dan mental yang sempurna, namun kita juga perlu peralatan yang memadai untuk tetap menjamin keselamatan selama memanjat. Berikut adalah perkembangan panjat tebing di Indonesia.
1976 Harry Suliztiarto mulai latihan memanjat di Citatah. Patok pertama panjat tebing modern di Indonesia.
1977 Skygers Amateur Rock Climbing Group didirikan oleh Harry Suliztiarto, Heri Hermanu, Deddy Hikmat, dan Agus R.
1979 Harry Suliztiarto memanjat atap Planetarium, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Disengaja atau tidak, merupakan upaya pertama di Indonesia untuk mempublikasikan panjat tebing.
1980 Tebing Parang di Jawa Barat untuk pertama kalinya dipanjat oleh tim ITB. Skygers menyelenggarakan sekolah panjat tebing angkatan pertama. Wanadri menjadi tim Indonesia pertama yang berperjalanan ke Cartensz Pyramide. Mereka gagal mencapai puncak, namun berhasil di Puncak Jaya dan Cartensz Timur. Sedangkan perjalanan gabungan Mapala UI dan tim AS mendaki Puncak Trikora.
1981 Dua perjalanan Indonesia sekaligus di dinding Selatan Carstensz: Mapala UI dan ITB. Salah seorang anggota tim Mapala UI, Hartono Basuki, gugur di sini. Korban pertama pendakian di Cartensz. Jayagiri dari Bandung mengirimkan Danardana mengikuti sekolah pendaki gunung di Glenmore Lodge, Skotlandia, dilanjutkan pendakian Matterhorn di Swiss.
1982 Jayagiri mengirimkan Irwanto ke sekolah pendakian di ISM di Swiss, dilanjutkan perjalanan 4 orang ke Monte Rosa di Swiss serta Mont Blanc dan Matterhorn. Dua perjalanan ke Cartensz: Wanadri dan Pataga Jakarta. Ahmad dari kelompok Gideon Bandung tewas terjatuh di Tebing 48 Citatah. Korban pertama panjat tebing di Indonesia.
1984 Tebing Lingga di Trenggalek, Jawa Timur, serta tebing pantai Uluwatu di Bali, berhasil dipanjat oleh kelompok Skygers dan Gabungan Anak Petualang dari Surabaya.
1988 Dinding panjat buat pertama kali diperkenalkan di Indonesia, dibawa oleh 4 atlet pemanjat Prancis yang diundang atas kerjasama Kantor Menpora dengan Kedubes Perancis di Jakarta. Mereka juga sempat memberikan kursus singkat. Menjelang akhir acara, terbentuk Federasi Panjat Gunung dan Tebing Indonesia (FPTGI), diketuai Harry Suliztiarto. Perjalanan UKL Unpad kehilangan satu anggotanya, Yanto Martogi Sitanggang, di Batu Unta, tewas terjatuh.
1989 Awal tahun dunia panjat tebing Indonesia merunduk dilanda musibah, gugurnya salah satu pemanjat terbaik Indonesia, Sandy Febyanto, jatuh di Tebing Pawon, Citatah. Tapi tak lama, semangat almarhum seolah justru menyebar ke segala penjuru, memacu pencetakan prestasi panjat tebing di Bumi Pertiwi ini.
1991 Aryati menjadi wanita Asia pertama yang berhasil menjejakkan kakinya di Puncak Annapurna IV, Himalaya, pada Perjalanan Annapurna Putri Patria Indonesia.
1992 Dunia petualangan Indonesia kembali berduka karena kehilangan dua orang terbaiknya, Norman Edwin dan Didiek Syamsu, anggota Mapala UI tewas diterjang badai di Gunung Aconcagua, Argentina. Perjalanan Pemanjat Putri Indonesia menjejakkan kakinya di Puncak Tebing Cima Ovest, Tre Cime, Italia.
0 komentar:
Posting Komentar